Dirgahayu Republik Indonesia

Dirgahayu Republik Indonesia

Senin, 09 November 2015

10 November

10 November 1945 dengan Bambu Runcing


Mendengar  kata  10 November atau hari pahlawan, sudah tidak asing lagi di telinga rakyat Indonesia, tanggal dimana terjadi peristiwa besar dalam sejarah kemerdekan negara Indonesia. Kota Surabaya sebagai saksi bisu terjadinya sejarah peperangan hebat antara pihak tentara Indonesia dengan tentara sekutu yang di boncengi  NICA (naderlandsch indie civil administratie), Kembalinya Belanda bersama sekutu dilatar belakangi atas terjadinya kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 November 1945, peistiwa peperangan ini merupakan peperangan pertama antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terhebat dalam sejarah revolusi nasional  Indonesia  karna dalam peperangan ini hanya memakai bambu runcing untuk mengusir penjajah dari tanah Indonesia. 



NICA (naderlandsch indie civil administratie) adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk  mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Kedatangan tentara sekutu yang di bocengi tentara NICA  semakin memanas sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru di lepaskan dari tawanan Jepang  hingga  berujung  terjadinya konflik dan pertempuran diberbagai daerah salah satunya di kota Surabaya. 

Pada tanggal 10 November Inggris memborbardir kota Surabaya  dengan meriam dari darat dan laut. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia berkobar diseluruh kota. Diluar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya dapat di taklukkan dalam tempo tiga hari. Para tokoh masyarakat seperti bung tomo dan dan para tokoh agama terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya yang dalam memepertahankan tanah air mereka hanya dengan bambu runcing, sedangkan pihak sekutu menggunakan meriam-meriam yang luncurkan tak hanya dari darat tapi juga dari laut. 

Hanya bambu runcing, Indonesia mampu mengusir penjajah!, Demikianlah slogan kemerdekaan  yang sering kita dengar. Padahal hanya Bambu  yang terbuat dari bahan baku bambu yang diruncingkan bisa mengusir penjajah aneh bukan . sejarah mengatakan bahwa bambu runcing merupakan senjjata perjuangan yang bersifat massal dan nasional. Penggunaan senjata bambu runcing dengan do’a  dan pengisian tenaga dalam, memeng secara tegas dapat dikatakan, dimulai dari parakan temanggung. Senjata bambu runcing sebagai alat perjuangan, berangkat dari ketiadan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia, sementara perjuangan harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka. Musuh Indonesia setelah kemerdekaan semakin banyak dan semakin besar pula kekuatanya. Jepang yang masih bercokol dan Belanda yang ingin menguasai lagi dan sekutu yang akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda, maka keperluan persenjataah yang harus dipersiapkan dan akhirnya bambu rucing dan alat tradisional lain yang menjadi alternatifnya. Murah dan bersifat massal serta kekuatan do’a  yang menjadi faktor utama kekuatan alat-alat tradisional tersebut.

Tahukah kalian dibalik bambu runcing terdapat peran penting seorang tokoh yang munkin jaran sekali kalian kenal di jajaran para revosiner pejuang tanah air.

Baca cerita selengkapnya klik disini

10 November

Kisah Kiai Kebal Senapan di Perang 10 November

Dia tidak mati meski dilempari delapan bom

Dari ribuan kaum santri yang ikut serta dalam perang 10 November 1945 di Surabaya, tak sedikit dari mereka yang memiliki keistimewaan diri. Seperti  KH Amin dari Tunggul, Paciran, Lamongan, yang saat itu sebagai komandan Hizbullah dalam peristiwa 10 November. 

Kiprahnya cukup legendaris sampai sekarang. Bahkan saat itu ada stasiun radio yang menyiarkan bahwa KH Amin adalah seorang yang tidak mempan senjata maupun peluru saat bertempur di Surabaya.

Bahkan, dia juga dikabarkan tidak mati, meski dilempari bom delapan kali. Siaran inilah yang membuat kepulangan KH Amin ke Tunggul disambut oleh 3000-an orang untuk meminta ijazah ‘kekebalan’ darinya. Kondisi ini tentu saja membuatnya marah.
“Beliau mengatakan tidak mati karena bomnya meleset," kenang Hazim, anak sulung KH Amin.




Dalam konsolidasi perang 10 November, KH Amin termasuk pelopor mewakili daerah bagian Utara Jawa Timur. Meski saat itu teknologi belum maju, tetapi KH Amin menjalin komunikasi yang baik dengan para Kiai di Jombang, Solo, dan Yogyakarta.

Sehingga saat mendengar Inggris akan mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945 dengan 'misi' mengembalikan Indonesia kepada Belanda, maka KH Amin menggelar rapat bersama para Kiai di wilayahnya. Menurut penuturan Kiai Hazim, pertemuan itu dilakukan di daerah Blimbing, Paciran. Bersama dengan Kiai Ridlwan Syarqowi (pendiri Pondok Modern Muhammadiyah Paciran), Kiai Hazim menjadi saksi pertemuan yang melibatkan KH Adnan Noer, KH Anshory (ayahanda mantan Ketua PDM Lamongan, KH Afnan Anshory), dan KH Sa'dullah.


"Namun, saat itu saya masih kecil," tutur pria yang saat diwawancara masih dipercaya sebagai penasehat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro.

Pertemuan itu ditindaklanjuti dengan pengiriman anggota laskar ke Surabaya untuk menghadang 6000 pasukan Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal AWS Mallaby. Tidak ketinggalan, KH Amin juga berangkat ke Surabaya, termasuk mengusahakan pendanaannya untuk berangkat. "Untuk pendanaan, beliau menyerahkan 100 gram emas yang terdiri dari kalung, gelang, dan cincin," ungkap Kiai Hazim yang saat itu melihat langsung.

Namun seperti para Kiai pada umumnya, setelah revolusi fisik mereka tidak melanjutkan karier militernya secara maksimal. KH Amin hanya sebentar masuk militer, meski sempat mengalami perubahan nama dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dia merasa lebih cocok menjadi pengasuh pondok, sehingga mengundurkan diri dari tentara. "Beliau mundur dari TNI ketika berpangkat mayor," ujar Hazim.

Ribuan anggota lain menempuh jalan seperti yang diambil KH Amin, yaitu menanggalkan atribut militer dan kembali ke pesantren. Sebuah langkah sama yang diambil oleh KH Munasir Ali, KH Yusuf Hasyim, dan KH Baidowi. Sebagian besar bahkan memilih untuk menyingkir dari arena politik sama sekali, sehingga sejarah akhirnya menenggelamkan kiprah mereka yang sebenarnya luar biasa.

Baca cerita selengkapnya klik disini


10 November

Bung Tomo, Arek Suroboyo yang Heroik


10 Nopember adalah tanggal keramat bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat Surabaya dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI. Di tanggal itu terjadi pertempuran dahsyat antara tentara Sekutu dan NICA dengan arek-arek Suroboyo yang memakan korban dalam jumlah yang sangat besar di kedua belah pihak. Pertempuran 10 Nopember 1945 Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Orange yang berlokasi di jalan Tunjungan Surabaya  menyulut bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan para pejuang di Surabaya, yang memuncak dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945.




Terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, membuat penggantinya, Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan  meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pejuang. Berbekal bambu runcing, arek-arek Suroboyo memilih berjuang hingga titik darah penghabisan. Sekutu pun menepati ultimatumnya. Pada 10 November 1945 pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat, dengan mengerahkan sekitar 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, sejumlah tank dan  kapal perang. 

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom dari udara oleh pasukan Barat, karena mereka menolak menyerahkan senjata. Arek-arek Suroboyo ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Dua kuintal bom dijatuhkan pasukan Sekutu. Drum bensin meledak. Jam 6.10, Surabaya menjadi lautan api. Tentara Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak. 

Namun di luar dugaan, ternyata perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Pemandangan tanggal 30 November 1945, sepanjang mata memandang, bergelimpangan mayat terbujur kaku, hangus, serpihan daging dari 30.000 orang. Para pejuang rela berkorban nyawa berjibaku mempertahankan kehormatan tanah airnya, Surabaya. Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. 

Di balik pertempuran dahsyat yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, ada sebuah nama yang mempunyai andil besar dalam memompa semangat, keberanian, dan rasa cinta tanah air khususnya kepada arek-arek Suroboyo. Dialah Sutomo atau biasa disebut Bung Tomo.

Baca cerita selengkapnya klik disini



Minggu, 08 November 2015

10 November

Mau Wisata ke Surabaya? Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Dulu!


Bagi para penelusur yang belum pernah mengunjungi Tugu Pahlawan di Surabaya, Ayooo kita kunjungi Tugu Pahlawan ini agar kita bisa mengenal pahlawan-pahlawan di Surabaya. Tugu Pahlawan terletak di pusat kota Surabaya di Jl Pahlawan, depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Berdiri megah diatas lahan seluas 1,3 hektar.

Para Penelusur tau ga kenapa tugu ini dibangun? usut punya usut ternyata untuk menghormati parjurit Surabaya yang tewas selama pertempuran besar melawan tentara sekutu yang dilumpuhkan oleh NICA dan yang ingin menduduki Surabaya pada 10 November 1945. Tugu ini memiliki tinggi kurang lebih 41,15 meter atau 45 yard dan dengan diameter 3,1 meter yang semakin ke atas diameter semakin kecil, cukup unik juga kan?. Di bawah monumen dihiasi dengan ukiran “Trisula” bergambar,’ “Cakra”, ‘”Stamba” dan’ “Padma” sebagai simbol api perjuangan. Dan di salah satu sisi Tugu Pahlawan ini juga terdapat patung mantan presiden Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta ketika sedang membaca proklamasi kemerdekaan diantara pilar-pilar tinggi yang menyerupai reruntuhan suatu bangunan, bentuk unik dari pilar ini menjadi tempat favorit untuk berfoto. Pada pilar-pilar juga terdapat tulisan-tulisan pembangkit semangat kemerdekaan yang menyerupai coretan-coretan.




Para Penelusur tau ga? selain Tugu Pahlawan, kita juga menikmati wisata lain lho, yaitu Museum 10 November. Bagaimana keindahan Museum 10 November?
Baca cerita selengkapnya klik disini

Sabtu, 07 November 2015

Idea

Industry Microalgae Verticulture : sebagai Solusi Penurunan Emisi Karbon dan Konsep Industri Masa Depan di Indonesia


P
ada tahun 2013 menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun (Redaksi Republika, 2013). Laju pertumbuhan penduduk yang cepat harus diiringi dengan pemenuhan kebutuhan lapangan kerja, pangan dan tempat tinggal yang cukup dan layak. Tuntutan lapangan pekerjaan membuat perkembangan industri di Indonesia semakin pesat. Jumlah industri besar dan sedang di Indonesia pada tahun 2012 sekitar 23.257 unit (Badan Pusat Statistik, 2012). Sedangkan perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) hingga kini telah mencapai 55,2 juta (Redaksi Nasional, 2013).
Industri memiliki kontribusi besar dalam kerusakan lingkungan. Saat ini, 80% kebutuhan energi global dihasilkan dari bahan bakar fosil, namun penggunaan yang terlampau luas menyebabkan perubahan iklim global, pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan (Chen et al., 2011). Emisi CO2 dari industri bisa mencapai 1,25 metrik ton per kapita (Luken, et al., 2002). Pada tahun 2000 tercatat emisi CO2 di Indonesia sebesar 1.720 juta ton CO2 ekivalen, jika tidak ada aksi pengurangan emisi, maka pada tahun 2020 akan menjadi 2.950 juta ton CO2 ekivalen (Kementrian Perindustrian, 2010). Emisi CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global warming. Jika gas rumah kaca di bumi semakin menebal maka sinar UV yang masuk ke bumi dan dibiaskan oleh bumi akan dipantulkan kembali oleh lapisan gas rumah kaca. Akibatnya bumi semakin panas, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan laut karena mencairnya es di kutub utara dan selatan (Triana, 2008). Karena itulah dibutuhkan solusi teknologi untuk mengurangi tingginya emisi CO2.
Selama ini salah satu cara untuk mereduksi CO2 adalah mengurangi emisi karbon dan membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) (Dahlan, 1992). RTH juga dapat dijadikan sarana penelitihan, pendidikan maupun rekreasi. Namun tuntutan tempat tinggal membuat peralihan fungsi lahan menjadi perumahan sehingga membuat industri kesulitan dalam menangani gas CO2. Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan pada industri serta kondisi saat ini, maka upaya terobosan untuk mengatasi permasalahan gas buang industri dapat dilakukan melalui penerapan mikroalga. Indonesia sebagai negara tropis, memiliki temperatur dan komposisi kadar garam tinggi sehingga sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroalga. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2008 telah melakukan uji coba kultur fitoplankton air tawar dan air laut dalam sebuah FBR airlift sistem batch. Pada uji coba tersebut telah dihasilkan penurunan gas CO2 secara meyakinkan, yakni konsentrasi CO2 sekitas 12% pada awal percobaan dapat diturunkan menjadi mendekati 0% dalam waktu sekitar 7 hari oleh spesies Chlorella sp. (Santoso, 2009).

Penerapan kultivasi mikroalga ini menggunakan metode photobioreactor secara vertikultur sebagai solusi penyempitan lahan di Indonesia. Pipa cerobong asap akan disalurkan ke dalam reaktor mikroalga. Gas CO2 akan dimanfaatkan mikroalga dalam proses fotosintesis sekaligus menghambat gas CO2 menuju atmosfer. Mikroalga yang tidak bersaing dengan pangan akan dijadikan sebagai energi alternatif dan terbarukan berupa biodiesel dan bioethanol. Sedangkan mikroalga yang memiliki kandungan nutrisi tinggi akan dijadikan sebagai produk pangan, pakan serta pemanfaatan di bidang kesehatan. Berdasarkan beberapa kelebihan inilah yang membuat mikroalga layak diaplikasikan sebagai solusi penurunan emisi gas buang dan konsep industri masa depan di Indonesia. (Ach. Zaimul Khaqqi_Bio 2013)(Baca selengkapnya di Scribd.com, DocSlide dan Academia.edu : (http://www.scribd.com/doc/273683730/PKM-GT-INDUSTRY-MICROALGAE-VERTICULTURE-SEBAGAI-SOLUSI-PENURUNAN-EMISI-KARBON-DAN-KONSEP-INDUSTRI-MASA-DEPAN-DI-INDONESIApdf#scribd)

Jumat, 06 November 2015

Bio-Energy

Potensi Produksi Biodiesel dan Bioethanol berbasis Mikroalga



K
emampuan mikroalga dalam berfotosinteis, seperti tumbuhan darat lainnya, dapat dimanfaatkan untuk menyerap gas CO2. Dari reaksi proses fotosintesis dapat diketahui bahwa jumlah gas CO2 yang dipakai fitoplankton adalah sebanding dengan jumlah materi genetik (CH2O6) yang dihasilkan, sehinga proses fotosintesis ini menjadi mesin utama dalam penyerapan gas CO2 (Lihua et al., 2006). Selain keeunggulan tersebut, biomassa yang dihasilkan dari proses fotosintesis dapat dikonversi menjadi bahan bakar alternatif dan terbarukan seperti biodiesel dan bioethanol.



Bio-Diesel dan Bio-Ethanol Berbasis Mikroalga
Biodiesel terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani yang mengandung trigliserida. Trigliserida terdiri dari tiga rantai asam lemak yang digabungkan oleh molekul gliserol. Proses pembuatan biodiesel atau transesterifikasi merupakan proses penggantian molekul gliserol dengan methanol yang kemudian membentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang disebut biodiesel. Proses pembuatan biodiesel harus memenuhi beberapa parameter seperti kontinuitas bahan baku harus terjaga, ongkos produksi harus lebih rendah dari produksi minyak bumi, produk yang dihasilkan harus memenuhi standar bahan bakar (John et al., 2011).
Berdasarkan parameter tersebut, mikroalga merupakan biomassa yang potensial untuk digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel karena tingkat pertumbuhannya sangat tinggi serta memiliki fraksi lipid yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Banyak teknologi yang diteliti untuk mengekstraksi minyak (lipid) dari mikroalga, namun hanya beberapa teknologi yang umum digunakan. Teknologi tersebut antara lain: expeller/ pengepresan minyak, ekstraksi cair-cair dengan menggunakan solven, Supercritical Fluid Extraction (SFE) dan teknik ultrasound (John et al., 2011). Selain dijadikan biodiesel, mikroalga juga dapat dijadikan bioethanol yang dihasilkan dari biomassa mikroalga.
Bioethanol diproduksi dengan proses biokimia seperti fermentasi atau proses termokimia seperti gasifikasi. Biomassa yang digunakan sebagai bahan baku bioethanol umumnya adalah jagung dan tebu. Bahan tersebut mengandung lignoselulosa dan gula yang tinggi. Akan tetapi, bahan baku tersebut memiliki daya saing dengan pangan dan dibutuhkan area luas dalam memproduksinya. Keberadaan mikroalga sangat berpotensi dalam produksi bioethanol untuk menggantikan bahan baku yang masih bernilai pangan tinggi. Mikroalga mengandung karbohidrat dan protein yang dapat dikonversi sebagai sumber karbon dalam proses fermentasi pembentukan bioethanol.
Kelebihan dari penggunaan mikroalga sebagai bahan baku produksi bioethanol antara lain: proses fermentasi memerlukan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan proses produksi biodiesel, selain itu produk samping yang berupa karbondioksida dapat digunakan kembali sebagai sumber karbon dalam proses kultivasi mikroalga (John et al., 2011). (Ach. Zaimul Khaqqi_Bio 2013)

Opportunity

Potensi Mikroalga sebagai Produk Pangan dan Pakan

M
 ikroalga merupakan sumber biomassa yang mengandung beberapa komponen penting diantaranya karbohidrat, protein, asam lemak dll. Komposisi umum sumber makanan dan mikroalga ditunjukkan pada tabel 1.


Tabel 1. Komposisi umum sumber makanan manusia dan mikroalga yang berbeda
Komoditas
Protein
Karbohidrat
Lemak
Daging
43
1
34
Kedelai
37
30
20
Chlorella vulgaris
51–58
12–17
14–22
Dunaliella salina
57
32
6
Porphyridium sp.
28–39
40–57
9–14
Scenedesmus sp.
50–56
10–17
12–14
Spirulina maxima
60–71
13–16
6–7
Synechococcus sp.
63
15
11
(Sumber : Spolaore et al., 2006)

Mikroalga secara alami mengandung asam lemak omega 3 yang dapat diekstrak dan dipurifikasi untuk dijadikan produk nutrisi yang bermanfaat bagi manusia. Asam lemak omega-3 (PUFA n-3) merupakan asam lemak tak jenuh ganda yang terdapat dalam makanan sebagai α-linolenat acid (ALA, C18:3, n-3) (Chew et al., 2008., Kalogeropoulos et al., 2010). ALA merupakan rantai terpendek dari n-3 dan banyak terkandung dalam minyak nabati dan kacang-kacangan. Eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5, n-3) dan docosahexaenoic acid (DHA, C22:6, n-3) merupakan produk turunan dari n-3 yang banyak terdapat dalam ikan dan mikroorganisme lain seperti mikroalga dan bakteri (Kalogeropoulos et al., 2010., Medina et al., 1999).
ALA dapat dikonversi menjadi EPA dan DHA dalam tubuh, namun konversinya sangat terbatas dan tidak efisien, oleh karena itu n-3 harus disediakan dalam bentuk suplemen makanan. Apabila dibandingkan dengan minyak omega 3 dari ikan, mikroalga memproduksi sendiri minyak omega 3 dalam tubuhnya dan membuat proses produksinya lebih sederhana dan ekonomis. Talyshinsky et al. (2002) menjelaskan bahwa dekstran sulfat dan polisakarida yang dihasilkan mikroalga berpotensi menghambat HIV tipe 1 dan 2 dengan cara menghambat induksi sitopatogenetik dan ekspresi antigen dari virus HIV.


Komoditas lain yang berbahan baku mikroalga adalah pakan akuakultur atau ternak. Mikroalga sebagai pakan memiliki sifat rendah kalori, kaya mineral, vitamin dan protein serta kandungan lemak rendah (Kumar). Misalnya mikroalga jenis Spirullina sp. yang memiliki kandungan nutrisi tinggi seperti protein (60–70 % berat), vitamin B12 dan provitamin A (bcarotene) serta mineral dan mudah dicerna oleh ternak (Chen et al., 2011., Thajuddin & Subramanian, 2005). Mikroalga terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan pada ikan, dan babi, selain itu mikroalga yang dijadikan pakan ayam dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam telur yang dihasilkan serta warna dari telur menjadi lebih gelap akibat pertambahan kandungan pigmen karoten (Chen et al., 2011). Berdasarkan studi yang telah dilakukan maka mikroalga berpotensi sebagai produk pangan dan pakan. (Ach. Zaimul Khaqqi_Bio 2013).

Senin, 02 November 2015

Wisuda Semester Genap 2014/2015

Selamat dan Sukses

Wisuda Program Studi Biologi 
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015


Telah terlaksananya acawa wisuda Diploma dan Sarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya semester genap tahun akademik 2014/2015 pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 24-25 Oktober 2015. Selamat dan sukses kepada wisudawan dan wisudawati program studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Pelaksanaan widuda kali ini mengusung tema " Ayo Kerja Keras, Meningkatkan Sumber Daya untuk Menyongsong Era MEA". Indonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN Desember 2015 yang diharapkan dapat membawa perubahan untuk pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik. Pertumbuhan ekonomi menjadi lebih baik ketika sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya dan modal dikelola dengan benar dan tepat. Oleh karena itu, diharapkan lulusan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menjadi insan yang profesional dan berkarakter sehingga dapat berkompetisi meraih peluang dalam Era MEA.

Berikut ini adalah daftar nama wisudawan dan wisudawati Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

1
092500003
Surip
2
112500003
Lailus Sobicha
3
112500005
Indra Cahya Lestari
4
112500007
Siti Miftahul Jannah
5
112500008
Aisyah
6
112500009
Fauziah Agustin
7
112500012
Dwi Febrianti
8
112500013
Leny Setyo Ari Ardiyanti
9
112500015
Amina Daya Rumaf
10
112500016
Imro’atu Warda
11
112500017
Siti Istianah
12
112500019
Hj. Rachmalawati
13
112500020
Lusyanawati
14
112500021
Siti Nur Rahmah
15
112500022
M. Aziz Muzaki
16
112500023
Rojib
17
112500024
Zakaria Pamoengkas
18
112500031
Prima Dewi Sinta Febriyani
19
112500032
Tri Novita Sari
20
112500033
Ahmad Syarifudin Prabowo
21
112500037
Muhammad Deni Prayuda
22
132590007
Muhammad Reza Fahmi
23
132590010
Wahyu Setyarini
24
132590022
Nina Novianty Sam
25
132590027
Teguh Anantya Anwar
26
132590034
Ajeng Dini Khistanti
27
132590035
Ferdinand Cromain
28
132590036
Januar Nasrudin
29
132590039
Dwi Retnowati
30
122590040
Qomsatun
31
132590046
Indarwati
32
132590058
Indra Suwarin Kurniawati


Baca profil wisudawan dan wisudawati selengkapnya klik disini